Anak Juru Parkir, Jadi Lulusan Terbaik Prodi PPI IAIN Kudus
Mochammad Ariq Ajaba atau kerap disapa Ariq, pemuda kelahiran Kudus, 16 November 2000 merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, pasangan Bambang Budi Sukowati dan Purwatiningsih.
Ayahnya dalam keseharian bekerja sebagai juru parkir tepi jalan umum di sekitaran Jalan Jenderal Sudirman Desa Barongan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus. Sedangkan ibunya bekerja sebagai wirausaha laundry rumahan yang telah berdiri sejak 2007. Meskipun hidup dalam kondisi kurang mampu, Ariq tetap giat dalam menempuh pendidikan hingga jenjang S1 Prodi Pemikiran Politik Islam, FDKI, IAIN Kudus.Â
Bagi Ariq, pendidikan menjadi ujung tombak dalam memutuskan rantai kemiskinan. Oleh sebab itu, Ariq terus mengupayakan agar bisa mengenyam pendidikan S1 meski kondisi keluarganya tidak mampu membiayai kuliahnya.
Saat Ariq kuliah, ia menggunakan biaya pribadi sejak awal semester 1 hingga lulus. Ariq tidak merasa kecil hati ketika orang tua nya berterus terang tidak bisa membiayai keinginannya untuk kuliah. Akan tetapi, bukan Ariq jika menyerah, justru Ariq mencari celah untuk bisa kuliah, hingga akhirnya dirinya bekerja sebagai waiters di salah satu restoran sebagai strategi untuk memiliki modal biaya kuliah.Â
Faktanya, strategi Ariq berjalan dengan lancar. Ariq bisa kuliah bermodalkan bekerja. Tak hanya itu saja, dirinya sampai berani memutuskan membeli sepeda motor untuk penunjang kemudahan bertransportasi dalam aktivitas sehari-harinya termasuk kuliah.
Dalam prosesnya kuliah sembari bekerja, keduanya berjalan secara seimbang, tidak ada salah satu yang harus dikorbankan. Buktinya, kala itu Ariq naik jabatan sebagai supervisor di tempat kerjanya. Disamping itu, kuliahnya justru tidak keteteran melainkan melahirkan beragam prestasi.
Beberapa prestasi yang dia dapat seperti Beasiswa Bank Indonesia selama 2 tahun, Beasiswa Mahasiswa Berprestasi IAIN Kudus tahun 2022, Juara Influencer Putra Duta Genre Kabupaten Kudus Tahun 2022 dan masih banyak lagi.
Selama kuliah, Ariq aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi Pemikiran Politik Islam selama dua periode. Selain itu, Ariq juga aktif di komunitas Generasi Baru Indonesia (GenBI) Komisariat IAIN Kudus, dimana komunitas tersebut merupakan komunitas penerima beasiswa Bank Indonesia.
Dia pun aktif menulis hingga menerbitkan berbagai karya seperti Novel Fiksi berjudul "Lika-Liku Luna" terbit bulan Desember 2020 dan ia juga berkontribusi dalam buku kumpulan esai yangbberjudul "Balada Pandemi dan Politik Penguasa" terbit bulan Desember 2021.
Kedepan, wisudawan terbaik program studi Pemikiran Politik Islam ini bercita-cita menjadi ASN, namun tidak menutup kemungkinan dirinya akan melanjutkan pendidikan S2. Yang pasti, apa yang akan ia lakukan kedepannya tidak lain hanyalah untuk meningkatkan derajat orang tua serta membuka pintu jalan kesuksesan bagi adik-adiknya.
Wisudawan dengan IPK 3,92 tersebut menuturkan bahwa menjadi lulusan mahasiswa terbaik adalah pencapaian yang bisa ia persembahkan kepada orang tua dan adik-adiknya. Tentunya, bekal yang harus dimiliki adalah senantiasa mempertahankan nilai IPK dan memanfaatkan peluang yang sekiranya bisa melahirkan prestasi atau upgrade diri.
Ozi Setiadi, Kaprodi PPI yang juga Dosen Pembimbing skripsinya mengungkapkan jika Ariq merupakan figur teladan yang penuh semangat dan talenta. Semua perjuangan Ariq layak untuk kita teladani", ujarnya.
(Rofiq Addiansyah)