Cerita dari Blora: Warung Kopi dan Sawah menjadi Media Dakwah

Blog Single

Program Studi Manajemen Dakwah  (MD) IAIN Kudus mengadakan konsorsium dengan mengusung tema “Warung Kopi dan Sawah sebagai Media Dakwah Perekat Ukhuwah: Cerita dari Blora” pada Rabu (22/02/2023). Konsorsium tersebut berlangsung pukul 09.00  WIB secara daring melalui Zoom Meeting dan secara luring di ruang rapat FDKI. Konsorsium dihadiri oleh Wakil Dekan I, Dr. H. Ahmad Zaini, Lc., M.S.I., Wakil Dekan II, Hj. Farida, M.Si., narasumber M. Nur Rofiq Addiyansyah, M.A., moderator Moh. Anwar Yasfi. M.Pd beserta para dosen dan mahasiswa.

Konsorsium yang diadakan oleh prodi MD ini menjelaskan cerita dari Blora bagaimana orang di sana memanfaatkan warung kopi sebagai media atau ruang diskusi warga setempat guna mempererat ukhuwah.

Dalam pemaparan materi yang disampaikan oleh M. Nur Rofiq Addiyansyah, M.A., Kabupaten Blora memilki banyak ragam sejarah, diantaranya komunisme yang dikenal pada masa PKI, blandong yang dikenal pada saat kolonial Belanda yang memperjuangkan perlawanan atas penjajahan Belanda. Tak hanya itu, Blora mempunyai banyak aliran atau gerakan yang sangat popular, yakni Majelis Tafsir Al-quran, Nahdatul Ulama dan Muhammdiyah. Yang paling terkenal dari Blora yakni gerakan Saminisme yaitu aliran kebatinan yang pengikutnya tersebar hingga ke Bojonegoro, Pati, Kudus, dan sekitarnya.

“Warung kopi menjadi ruang publik bagi masyarakat pedesaan karena berfungsi untuk menampung aktifitas masyarakat, baik individu maupun kelompok”. Ungkap Rofiq.

Lebih lanjut, Rofiq mengatakan bahwa tak hanya warung kopi, sawah juga bisa menjadi sarana sebagai ruang demokratis. Seperti halnya di daerah Mojorembun, Blora menjadi ruang yang paling demokratis.

Saat di warung kopi dan sawah, warga menanggalkan identitasny,a sehingga perkumpulan tersebut tercipta secara natural dan tanpa paksaan. Warung kopi dan sawah juga bisa menjadi tempat healing yang sangat murah bagi warga desa. (Nur Rohim)

Share this Post1:

Galeri Photo