8 ORANG DOSEN FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM IAIN KUDUS IKUTI PELATIHAN PSYCHOLOGICAL FIRST AID

Blog Single

Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Kudus menyelenggarakan Pelatihan Psychological First Aid (PFA) pada hari Selasa (28/6/2022) di Gedung SBSN lantai 1. Acara ini diikuti oleh 55 orang dosen di lingkungan IAIN Kudus. Delapan di antaranya adalah dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam yaitu Farida, Inayatul Khafidhoh, Ahmad Nafi’, Setyoningsih, Fajar Rosyidi, Suciati, Yuliatun, dan Primi Rohimi.

 

Kepala PSGA, Dr. Nur Mahmudah, M.A. yang juga selaku Ketua Pelaksana dalam laporannya menyampaikan bahwa pelatihan ini adalah kegiatan lanjutan. Kegiatan pertama yang sudah dilaksanakan adalah capacity building bagi calon pengelola ULT (Unit Layanan Terpadu). Kegiatan tersebut diadakan pada Selasa sebelumnya (21/6/2022). Kemudian yang ke dua ini masuk pada materi yang lebih praktis lagi yaitu bicara tentang bagaimana melakukan psychological first aid atau pertolongan pertama psikologi. Peserta pelatihan ini terdiri dari calon pengelola ULT Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual dan Gender Vokal Point dari 6 fakultas di lingkungan IAIN Kudus.

 

Nur Mahmudah juga menyampaikan bahwa keberadaan ULT sudah disahkan oleh Rektor per April 2022 dan sedang diupayakan untuk melengkapi organ-organ di dalamnya. Kantornya sudah ada meskipun belum ideal yaitu di lantai 4 Gedung Perpustakaan IAIN Kudus. Harapannya, setelah personil ULT terbentuk dan ada laporan kekerasan seksual, nanti bisa diarahkan kepada Pendamping PFA untuk melapor ke sekretariat tersebut.

 

Lebih lanjut disampaikan juga bahwa kekerasan seksual (KS) termasuk di antaranya adalah kekerasan berbasis online dan pelecehan seksual (PS). Fenomena KS adalah fenomena gunung es yang bisa jadi mungkin lebih. Sehingga PSGA merasa perlu membekali para Pendamping PFA dengan ketrampilan psychological first aid ini. Bisa jadi ada mahasiswa yang mengadu ke dosen tapi tanggapan dosen tersebut tidak sesuai dengan yang seharusnya. Tidak empati tapi malah menyalahkan.

 

Nur Mahmudah menginformasikan bahwa nanti di ULT ada beberapa layanan yang akan dilakukan. Di antaranya adalah layanan kepada penyintas KS berupa pendampingan psikologi, keagamaan, hukum, dan dari aspek kesehatan. Kampus sudah memiliki klinik, bimbingan konseling FDKI, bimbingan konseling pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah, laboratorium psikosufi Fakultas Ushuludin, dan Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum. Tapi ini semua masih merintis dari awal. Sehingga masih memerlukan banyak masukan kaitannya dengan bagaimana ULT membangun layanan yang terstandar untuk pendampingan psikologi utamanya bagi Penyintas KS.

 

Pelatihan yang dilaksanakan dalam 1 hari sejak pagi hingga sore ini seharusnya dilaksanakan dalam 3 hari. Namun karena harus dipadatkan maka materinya harus bisa diselesaikan. Di awal pelatihan, peserta harus mengisi pre test. Demikian pula di akhir pelatihan, peserta harus mengisi post test.

 

Pelatihan ini dibuka oleh Rektor yang dalam hal ini diwakili oleh Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IAIN Kudus, Dr. Fuad Munajat, M.A. Dalam sambutannya, Fuad Munajat menyambut baik atas terselenggaranya pelatihan ini.

 

Mewakili Rektor, Fuad Munajat mengapresiasi Ketua PSGA atas usahanya mengadakan pelatihan ini bahkan sebelumnya sudah sosialisasi ke semua fakultas dan program pasca sarjana. Harapannya, kegiatan ini dapat menyiapkan calon-calon pengelola ULT PPKS. Kasus-kasus KS diibaratkan ada baunya tapi tidak ada barangnya. Maka Fuad Munajat juga berharap agar menjadi perhatian semua sehingga lama-lama akan menjadi semacam concern bersama. Karena Penyintas KS bisa perempuan dan laki-laki. Jangan ada lagi kekerasan seksual.

Pelatihan ini terdiri dari 2 sesi. Sesi pertama dipandu oleh moderator Heni Mustikaningati, S. Psi. dengan pemateri Dr. Eny Puurwandari, S. Psi., M.Si. dan Dr. dr. Siti Soekiswati, M.H dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Sesi ke dua dipandu oleh Tinon Citraning H, M.Psi, Psikolog, CH., CHt dengan pemateri yang sama.

Delapan dosen FDKI yang mengikuti pelatihan ini sangat antusias menyimak dan bertanya tentang materi Look, Listen, dan Link. Bahkan ketika role play pun, Yuliatun yang merupakan dosen Prodi BKI dan berperan sebagai evaluator melaporkan hasil evaluasi kelompoknya. (Primi)

Share this Post1:

Galeri Photo